Optimisme Al-Qur’an dalam Meningkatkan Adversity Quotient (Studi Ilmu Ma’ani QS. As-Syarh: 5-8)

  • Khofifah Alawiyah UIN Maulana Malik Ibrahim
  • Muhammad Nuruddien UIN Maulana Malik Ibrahim Malang
Keywords: Kesulitan, Kemudahan, Adversity

Abstract

Kehidupan takkan luput dari berbagai persoalan baik dalam pekerjaan, keluarga, lingkaran sosial, persaingan, beban hidup dan lain sebagainya yang menjadikan seseorang yang mengalami hal tersebut gelisah, takut bahkan depresi.  Al-Qur’an menjelaskan sikap yang harus dipakai saat menghadapi kesulitan, yakni sabar dan tetap berusaha. Namun hal ini berbanding terbalik dengan apa yang terjadi dalam kenyataan. Banyak terjadi kasus bunuh diri berawal dari rasa depresi karena tidak menemukan jalar keluar, baik dikarenakan masalah yang berhubungan dengan keluarga, lingkaran pertemanan, kuliah maupun asmara.  Tekanan jidup jika tidak dibarengi dengan kesiapan mental dan Adversity Quotient yang tinggi akan menjadikan seseorang yang mengalaminya bahkan tak sedikit yang memilih untuk melakukan tindak bunuh diri. Maka dari itu, Paul G.Stolz menawarkan metode LEAD (Listen, Explored, Analized, Do) dan STOPPERS! untuk meningkatkan AQ seseorang. Dari hasil penelitian yang didapat dari analisi QS. As-Syarh (94) ayat 5-8 menggunakan pendekatan ilmu ma’ani menunjukkan bahwa Al-Qur’an turut andil dalam memberikan pesan kepada individu agar meningkatkan Adversity Quotient masing-masing, yaitu agar seseorang ketika saat menghadapi kesulitan selalu optimis bahwa solusi dari Allah pasti akan datang, positive thinking dan selalu melakukan kesibukan yang bermanfaat sehingga terlepas dari pikiran-pikiran yang negatif yang dapat merendahakan adversity quotient dalam diri seseorang.

References

Abdurrahman Hasan Habanakah. (1996). Al-Balâghah Al-‘Arâbiyyah: Usûsuhâ, ‘Ulûmuhâ Wa Funûnuhâ (1st ed.). Dar Al-Qalam.
Al-Qazwainy, A.-K. (2003). Al-Îdhâh Fî ‘Ulûm Al-Balâghah: Al-Ma’Ânî Wa Al-Bayân Wa AlBadî’’’ (1st ed.). Dar Al-Kutub Al-Ilmiyyah.
Al-Syeikh Musthafa Ghalayaini. (1987). Jami’ al-Durus al-Arabiyah. al-Maktabah al-‘Ashriyah.
Amaliya, N. K. (2018). Adversity Quotient Dalam Al-Qur’an. Al-Adabiya: Jurnal Kebudayaan Dan Keagamaan, 12(2), 227–254. https://doi.org/10.37680/adabiya.v12i2.16
As-Suyuthi, J. dan J. A.-M. (n.d.). Tafsir Al-Jalalain. Dar al-Hadits.
Az-Zuhaili, W. (2017). Tafsir al-Munir : Aqidah, Syariah, Manhaj Jilid 15. Gema Insani.
G.Stoltz, P. (2005). Adversity Quotient: Mengubah Hambatan Menjadi Peluang (Hardiwati Yovita (ed.); Kelima). PT. Grasindo.
Mahmudah, & Zuhriah, F. (2021). Konsep Adversity Quotient (Aq) Dalam Menghadapi Cobaan: Ditinjau Dari Perspektif Al-Qur’an Dan Hadis. Tarbiyah Islamiyah: Jurnal Ilmiah Pendidikan Agama Islam, 11(1), 13–29. https://doi.org/10.18592/jtipai.v11i1.4781
Mujahid, A. (2019). Makna Sinkronik-Diakronik kata ’Usr dan Yusr dalam Surat Al-Insyirah. Religia: Jurnal Ilmu-Ilmu Keislaman, Vol. 114(01), 97–114.
Mulyawan, S. (2011). Studi Ilmu Ma’Ani (Stylistic) Terhadap Ayat-Ayat Surat Yasin. Holistik, 12(2).
Noor, H. & F. Z. (2021). ADVERSITY QUOTIENT DALAM PANDANGAN AL- QUR ’ AN DAN HADIST (Pertama). CV. Pustaka Learning Center.
Phoolka, S. and N. K. (2012). Adversity Quotient: A New Paradigm to Explore. International Joernal of Contemporary Business Studies, 3, 67–78.
Rahmawati, T. A. (2007). Studi Deskriptif Mengenai Adversity Quotient pada Siswa Kelas XI. Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.
Setiawan, Y. dan M. R. (2022). Surat Al-Insyirah Dalam Perspektif Nakiroh Dan Ma’rifah. TA’LIM: Jurnal Multidisiplin Ilmu, 1, 111–121.
Shihab, M. Q. (2003). TAFSIR AL-MISHBAH Pesan, Kesan dan Keserasian Al-Qur’an Vol. 15. Lentera Hati.
Sucahyo Nurhadi. (2023). Generasi Strawberry, Tingkat Depresi dan Kecenderungan Bunuh Diri. Voaindonesia. https://www.voaindonesia.com/a/generasi-strawberry-tingkat-depresi-dan-kecenderungan-bunuh-diri-/7011064.html
Sunarto, A. (2020). Terjemah Jauharul Maknun (Ilmu Balaghah) (M. Baharun (ed.)). 978-602-0902-7.
Published
2023-07-05