https://journal.uiad.ac.id/index.php/SENTIKJAR/issue/feed Prosiding Seminar Nasional Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan IAIM Sinjai 2025-11-12T07:18:05+00:00 Sabaruddin prosidingsentikjar@gmail.com Open Journal Systems <p>Prosiding Seminar Nasional Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan IAIM Sinjai terbit 1 kali setahun sejak 2022, diterbitkan oleh Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan (FTIK) Institut Agama Islam Muhammadiyah (IAIM) Sinjai. Prosiding ini merupakan media publikasi onlina hasil-hasil seminar nasional maupun internasional, khususnya yang di dilaksanakan oleh Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan (FTIK) Institut Agama Islam Muhammadiyah (IAIM) Sinjai. Prosiding ini diharapkan sebagai media bagi staf, dosen, peneliti, praktisi, guru, mahasiswa dan masyarakat luas yang memiliki perhatian terhadap ilmu pendidikan.</p> https://journal.uiad.ac.id/index.php/SENTIKJAR/article/view/4112 Asesmen pada Soal Close-Ended, Open-Middle, dan Open-Ended dalam Pembelajaran Matematika 2025-11-12T07:17:01+00:00 M. Sadly Yusuf yusufmhmmd869@gmail.com Husnul Khatimah husnulkhatimah0304@gmail.com Fitri Wahyuni ftriwahyuni16@gmail.com A. Dian Anita Sari an.diananitasari@gmail.com Adhe Qurnia Amir qurniaadheamir@gmail.com Prima Mytra mytraprima@gmail.com <p>Penilaian pembelajaran matematika membutuhkan pendekatan yang tepat agar mampu menggambarkan kemampuan siswa secara menyeluruh. Artikel ini bertujuan untuk mengkaji strategi asesmen berdasarkan jenis soal <em>close-ended</em>, <em>open-middle</em>, dan <em>open-ended</em> dalam pembelajaran matematika. Penelitian ini menggunakan metode studi literatur (<em>literature review</em>) dengan pendekatan kualitatif deskriptif. Sumber data berupa artikel jurnal nasional dan internasional, buku, serta dokumen relevan lainnya. Hasil kajian menunjukkan bahwa setiap jenis soal memiliki karakteristik asesmen yang berbeda. Soal <em>close-ended</em> umumnya dinilai dengan jawaban benar atau salah secara objektif, soal <em>open-middle</em> dinilai berdasarkan proses penyelesaian dan strategi yang digunakan, sedangkan soal open-ended memerlukan rubrik penilaian untuk menilai berbagai kemungkinan jawaban dan penalaran siswa. Ketiga jenis soal ini, bisa didesain dan diakses secara tepat, dapat saling melengkapi dalam mengukur kemampuan matematis siswa secara komprehensif. Temuan ini memberikan referensi praktis bagi guru dalam merancang asesmen yang lebih bermakna dan sesuai dengan tujuan pembelajaran matematika.</p> 2025-11-12T06:53:09+00:00 Copyright (c) 2025 M. Sadly Yusuf, Husnul Khatimah, Fitri Wahyuni, A. Dian Anita Sari, Adhe Qurnia Amir, Prima Mytra https://journal.uiad.ac.id/index.php/SENTIKJAR/article/view/4114 Strategi Pemanfaatan Deep Learning Untuk Meningkatkan Akses Pendidikan Digital di Kabupaten Enrekang 2025-11-12T07:17:01+00:00 Rahmat rahmatbastra01@gmail.com Ismail Tolla rahmatbastra01@gmail.com Mustafa rahmatbastra01@gmail.com <p>Kesenjangan akses terhadap pendidikan digital di daerah dengan keterbatasan infrastruktur, sepertiKabupaten Enrekang, menjadi hambatan serius dalam pemerataan kualitas pendidikan nasional.Rendahnya ketersediaan jaringan internet, perangkat digital, serta minimnya kompetensi guru dalammemanfaatkan teknologi menjadi alasan pentingnya penelitian ini dilakukan. Tujuan dari penelitian iniadalah untuk merumuskan strategi pemanfaatan teknologi deep learning yang dapat diterapkan secararealistis dan bertahap guna meningkatkan akses pendidikan digital di wilayah tertinggal. Penelitian inijuga bermanfaat dalam memberikan rekomendasi bagi pemerintah daerah dan pemangku kepentinganpendidikan dalam merancang kebijakan serta pelatihan berbasis kebutuhan lokal. Dengan menggunakanpendekatan kualitatif deskriptif, data dikumpulkan melalui wawancara mendalam, observasipartisipatif, dan dokumentasi terhadap guru, siswa, kepala sekolah, serta pejabat dinas pendidikan. Hasilpenelitian menunjukkan bahwa keterbatasan teknis masih menjadi kendala utama, namun terdapatantusiasme tinggi dari guru dan siswa terhadap pembelajaran digital, serta munculnya beberapa inisiatiflokal yang potensial untuk dikembangkan. Guru menunjukkan kesiapan untuk belajar dan mencoba,sementara siswa merespons positif terhadap materi pembelajaran yang berbasis teknologi. Strategipenerapan deep learning yang direkomendasikan dalam penelitian ini meliputi tahapan peningkatanliterasi digital, pengembangan konten adaptif berbasis kebutuhan, dan kolaborasi dengan mitra teknologi, sehingga dapat memperluas akses dan kualitas pembelajaran secara inklusif di Kabupaten<br>Enrekang.</p> 2025-11-12T07:04:57+00:00 Copyright (c) 2025 Rahmat, Ismail Tolla, Mustafa https://journal.uiad.ac.id/index.php/SENTIKJAR/article/view/4113 Gaya Belajar Adaptif Siswa dalam Pembelajaran Digital Terintegrasi AI di SMA Muhammadiyah Kalosi 2025-11-12T07:17:01+00:00 Derman derman.alfayyadh@gmail.com M Patta Bundu derman.alfayyadh@gmail.com Bakhrani A Rauf derman.alfayyadh@gmail.com <p>Transformasi pendidikan melalui integrasi teknologi digital berbasis kecerdasan buatan (Artificial Intelligence) telah menciptakan peluang besar untuk menghadirkan pembelajaran yang lebih personal dan fleksibel. Namun, kenyataan di lapangan menunjukkan bahwa belum semua siswa mampu menyesuaikan diri dengan model pembelajaran baru ini, terutama di sekolah menengah berbasis nilai keislaman di wilayah non-perkotaan seperti SMA Muhammadiyah Kalosi. Penelitian ini bertujuan untuk mengeksplorasi bentuk gaya belajar adaptif siswa dalam konteks pembelajaran digital berbasis AI, serta faktor-faktor yang mempengaruhi proses adaptasi tersebut. Manfaat dari penelitian ini adalah memberikan dasar ilmiah untuk pengembangan strategi pembelajaran yang inklusif dan responsif terhadap keberagaman gaya belajar siswa, serta menjadi rujukan praktis bagi guru dalam mengelola pembelajaran digital secara efektif. Metode yang digunakan adalah pendekatan kualitatif dengan desain studi kasus. Data dikumpulkan melalui observasi, wawancara mendalam, dan dokumentasi, yang dianalisis secara tematik. Hasil penelitian menunjukkan bahwa gaya belajar visual dan kinestetik paling dominan di kalangan siswa, dan siswa dengan literasi digital tinggi cenderung lebih mudah beradaptasi dengan sistem. Namun, keterbatasan infrastruktur, kurangnya dukungan guru, serta tidak tersedianya media yang sesuai untuk semua gaya belajar menjadi hambatan serius dalam pelaksanaan pembelajaran digital yang merata dan efektif.&nbsp;</p> 2025-11-12T07:14:02+00:00 Copyright (c) 2025 Derman, M Patta Bundu, Bakhrani A Rauf